I Bless Your Wedding

(http://www.islandblissweddingsstjohn.com/wp-content/uploads/2015/05/Wedding-Favor.jpg)


13 April 2016

Empat puluh lima menit, aku berdiri mematung di depan cermin. Diam memandang tajam ke bayanganku sendiri. Berkali-kali aku bertanya lalu berpikir mencoba menjawab. Otakku buntu, rasanya kepalaku kram. Sakit sekali sampai aku tegang. Sampai akhirnya aku lelah dan menyerah. Tidak semua pertanyaan harus berpasangan dengan jawaban,

Jarum jam sudah menunjuk tepat di angka 12 dan si pendek di angka 2. Sakit kepalaku terlalu hebat untuk dikalahkan dengan kantuk. Satu jam, dua jam, tiga jam, empat jam akhrinya pejantan berkokok. Berteriak dia memamerkan kegagahanya. Aku membuka jendela, membiarkan angin pagi menembus tiap helai rambutku. Mataku bertabrakan dengan sinar silau. Sialan kamu matahari. Ah tapi indah sekali kamu pagi ini. Bola api bulat sempurna dengan bermiliar cahaya menembus mata, membuat semua orang tidak akan pernah berpaling. Karena dia begitu penuh sekaligus hangat.

Sayang, sekarang aku kirimkan matahari kepadamu. Hitung-hitung sebagai hadiah pernikahanmu. Apa kamu tidak tahu aku selalu menangis ketika senja datang? Senja itu jahat, dia diam-diam mencuri matahari dari tanganku. Berulang kali hingga aku jemu. Sampai hari ini aku mengalah dan tahu apa arti kalah. Aku serahkan matahari ke pangkuanmu. Karena hanya dengan begitu senja tidak perlu lagi merebutnya dariku.

Akan aku bingkai dia lalu aku kirimkan padamu. Aku ingin kamu menikmati matahari, utuh dan penuh. Sebagai pengingat, jalan kita dulu pernah bersinggungan. Sebagai tanda, kita pernah berbagi pengalaman yang sama.

Mendengar kabar bahwa kamu baik-baik saja adalah kado terbaik untuk ulang tahunku yang ke dua puluh lima. Dan sebagai balasanya, aku kirimkan matahari sekaligus berkatku untuk pernikahanmu.

Comments

Popular Posts