Arya dan Anjani (9)

Dia muda tapi bukan remaja. Dia sering merasa semua orang menyebalkan padahal dirinya sendiri yang menyebalkan. Dia mulai paham dunia kadang ceroboh, tapi lebih sering berbuat jahat. Dia banyak berpikir akhir-akhir ini. 

Dia sedang duduk di depan laptop tua kesayanganya. Tanganya terus mengetik, sekedar menulis untuk menemani malam yang semakin larut. Perutnya bunyi meminta diberi sesuap nasi tapi dia terlalu malas untuk mengunyah. Bukan. Dia bukan sedang diet apalagi puasa. Dia hanya sedang kecewa. Kecewa menghadapi temanya yang bertindak tolol. Kecewa dengan harapanya sendiri yang terlalu tinggi. Kecewa dengan kenyataan yang membuat mimpinya menjadi buyar.

Dia marah entah dengan siapa. Terlalu marah sampai merasa mual. Akhirnya dia menulis kalimat penutup: Arya kalau kamu pergi ke ujung dunia, silahkan saja pergi. Saya hanya akan diam di tempat. Arya kalau kamu pergi karena kamu merasa jijik, silahkan saja muntah. Karena setelah kamu muntah, kamu akan merasa pahit di mulut dan jangan lupa rasa nyeri di perut sebelah kiri, 

Comments

Popular Posts