Arya dan Anjani
(http://ph.rcps.info/extracurricular_activities/p_h_teen_book_club) |
Ada yang jenaka dari wajah Jani mungkin, atau caranya berdoa. Jani tidak tahu pasti, tapi itu cukup membuat Arya tertawa geli.
"Kamu kenapa tertawa?"
"Enggak, aku gak ngetawain kamu kok." tanganmu menutup mulut masih berusaha menahan tawa.
"Gak sopan. Orang lagi berdoa malah diketawain." Jani belaga mengomel tapi ujungnya ia pun ikut tertawa.
Arya teringat pembicaraan mereka tentang Tuhan. Arya yang mempertanyakan eksistensi Tuhan dan Jani yang percaya eksistensi itu benar adanya. Arya bingung melihat perempuan yang hobinya minum alkohol tapi selalu khusyuk kalau berdoa. Seolah Tuhan benar ada di hadapan, berbincang hangat denganya. hal iu yang membuat Arya tertawa geli sekaligus iri. Sedikit banyak, Arya iri melihat Jani bisa begitu hening.
"Siapa kamu sebenarnya, Jani?" Arya membatin. Masih ditatapnya perempuan berambut ikal di sebelahnya.
Mereka bertemu dua tahun yang lalu. Tidak sengaja, Jani melihat novel yang sudah lama ia cari, ada di dalam tas Arya. Novel terbitan tahun 60an yang sempat dirampas pemerintah orde baru, wajar kalau sudah 4 bulan Jani mencari masih belum dapat juga.
"Kamu suka baca buku ini juga?" Jani menunjuk novel yang sampulnya menyembul dari dalam tas Arya. Padahal waktu itu mereka belum terlalu akrab, hanya sebatas teman kerja. Memang pada dasarnya Anjani selalu bersikap hangat kepada semua orang disekelilingnya tapi lebih condong ke arah sok akrab. Mereka pun langsung asik membahas novel itu. Pembicaraan hangat lama kelamaan berpindah ke kedai kopi tapi lebih sering bar.
Banyak hal yang dibahas mereka berdua. Mulai dari gosip murahan di kantor, riset stem cell, ledakan populasi manusia, teori evolusi Darwin, kontroversi salmon rekayasa genetik, harga saham perusahaan konstruksi yang hampir selalu kuat belakangan ini, cara membuat tiramisu yang enak, Dalai Lama yang menjadi idola Arya, Yesus yang menjadi idola Dalai Lama, dan Yesus yang menjadi idola Jani, lalu dolar yang naik turun, tanda tagar je suis Charlie di twitter, komposisi bakteri di pupuk untuk tambak, hingga eksistensi Tuhan. Bagi Jani, Arya adalah laki-laki cerdas sekaligus hangat. Bagi Arya, Jani adalah teman istimewa yang mulutnya tidak pernah berhenti bicara dan tingkahnya sedikit norak.
"Arya, kalau aku bisa memilih siapa suamiku nanti, aku akan memilih laki-laki seperti kamu." Jani membatin. Ia menatap laki-laki yang sedang menahan tawa.
Comments
Post a Comment