Di Kedai Kopi
Hari ini Jani berpikir, lagi dan lagi. Bukan hal besar dan jauh dari predikat penting, tapi tetap saja itu semua membuatnya berjam-jam duduk dan melamun. Secangkir kopi hanya diam di meja dan perlahan menjadi dingin. Kepulan asap putih dari cangkir mulai menarik perhatian Jani. Jani mengambil sendok kecil di sebelah cangkir. Yang dilakukan selanjutnya hanya mengaduk kopi lalu meletakan sendok di sebelah cangkir, lalu mengaduk lagi, lalu meletakan sendok kembali. Mungkin hanya Jani yang duduk satu jam di kedai kopi tanpa meminum kopi.
"Kalau hal ini hanya merusak pertemanan kamu dan dia, lebih baik saya mundur," Jani berbicara pada dirinya sendiri. Suasana hatinya sangat cocok dengan lagu jazz yang sedang diputar di kedai. Lambat-lambat menenangkan tapi justru terdengar menyedihkan untuk saat ini.
"Apa kopinya terlalu pahit? Mau saya ambilkan gula?" lamunan Jani buyar disapa pelayan kedai.
"Ehh ohhh....hmm tidak terima kasih." sedikit kelabakan Jani mencoba menjawab.
"Baik. Kalau ada yang bisa dibantu bisa panggil saya." Jani membalas dengan senyum sewajar munkin.
Jani paham, pertemanan mereka sudah lebih dari lima tahun. Tidak ada yang salah kalau mereka sudah saling bergantung. Tidak ada yang salah kalau diam-diam ternyata mereka saling menyimpan rasa sayang satu sama lain. Hanya karena perbedaan agama sepertinya satu-satu penghalang bagi mereka.
"Saya hanya memupuk sakit hati dan cemburu jika semua ini saya lanjutkan", mulut Jani komat-kamit sendiri. "Saya hanya menambah musuh. Biarlah apa yang menjadi urusan mereka tetap menjadi urusan mereka. Apa yang menjadi urusan saya, tidak perlu saya bagi lagi dengan kamu." Jani masih berceloteh sendiri. Kadang monolog adalah pilihan tunggal untuk meyakinkan diri sendiri.
Mungkin mereka sudah cukup pusing memikirkan penghalang mereka sendiri. Jani memutuskan untuk tidak menjadi penghalang tambahan.
Jani mengeluarkan selembar uang dan menaruh di sebelah kopinya. Semoga tips ini cukup untuk pelayan yang ramah tadi. Jani mengeluarkan payung dari tasnya. Hujan lebat kembali mengguyur Jakarta.
Comments
Post a Comment