Menanti Senja

Menanti senja

Pantai Tanjung Layar,

Adakalanya seluruh sel dalam tubuhmu bergetar bersama. Seakan memaksamu untuk bercerita, bergumam, berceloteh tanpa henti. Bibirmu mulai bergerak, menyenandungkan lagu lawas. Judulnya Senja di Batas Kota. Ah senja.... Senja, momentum yang akan menjadi adiksi bagi hampir semua orang.

Lalu tiba-tiba kamu berhenti tanpa alasan.
Kamu berteriak, "Senja sudah tiba!"
Aku kaget setengah mati, menoleh dengan muka kosong, "Ada apa?"
Kamu tidak menjawab dan mulai bersiul. Samar aku tahu, itu lagu Senja di Batas Kota. Lagi dan lagi. Tidakkah kamu bosan? Aku mulai menggumam.
"Senja sudah datang. Mari kita pulang." kamu berdiri dan menarik tanganku.
"Kamu tidak ingin tinggal lebih lama? Sekadar menyapa senja?!" aku masih ingin tinggal.
"Tidak perlu. Kamu tidak perlu melihat senja pergi. Terlalu banyak air mata." kamu berkeras untuk pergi.

Tidak ada kata yang lebih pas untukmu, selain: pengecut! Tanpa bertanya lagi, aku pun pergi. Kali ini kita berjalan pulang tanpa bersisian.

(Photo taken by me)

Comments

Popular Posts